Hudaya Safari

021 – 31900306 / 309 – Travel Umroh Haji Sesuai Sunnah Terbaik Termurah Terdekat

care@hudayasafari.com

Travel Umroh Haji Sesuai Sunnah Terbaik Termurah Terdekat

care@hudayasafari.com

021 – 31900306 / 309


HUDAYANEWS – Konsultan ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Abdul Moqsith Ghazali, menegaskan bahwa wukuf di Arafah merupakan inti dari ibadah haji. Ia menekankan bahwa tanpa wukuf, ibadah haji tidak akan sah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Haji adalah Arafah.” Oleh karena itu, Arafah menjadi bagian terpenting dalam seluruh rangkaian ibadah haji. Menurut Moqsith, wukuf adalah rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh siapa pun, baik jemaah yang sehat maupun yang sakit. Semua jemaah wajib hadir di Arafah, dan karena itu ia mengimbau agar seluruh jemaah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan puncak ibadah tersebut. Bahkan, bagi jemaah yang dalam kondisi lemah atau terbaring sakit, tetap harus dibawa ke Arafah agar bisa melaksanakan wukuf, meskipun dalam keadaan berbaring. Untuk mengakomodasi jemaah yang uzur atau mengalami gangguan kesehatan, PPIH telah menyiapkan skema khusus berupa safari wukuf yang dapat dilakukan melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau melalui program layanan khusus untuk lansia, menunjukkan betapa pentingnya posisi wukuf dalam ibadah haji.

Selain penjelasan hukum, Moqsith juga menguraikan makna spiritual dan historis dari Arafah. Dalam Al-Qur’an, Arafah disebut dalam bentuk jamak sebagai “Arafaat”, yang mencerminkan kekayaan maknanya. Salah satu makna yang diyakini adalah sebagai tempat pertemuan kembali antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah sekian lama terpisah. Selain itu, Arafah juga dipercaya sebagai lokasi di mana Malaikat Jibril mengenalkan manasik haji kepada Nabi Ibrahim. Dikisahkan bahwa ketika Jibril bertanya kepada Ibrahim, “Apakah kamu mengetahui?”, Ibrahim menjawab, “Araftu, saya mengenalnya.” Dari situlah nama Arafah berasal.

Wukuf sendiri dimulai pada tanggal 9 Dzulhijjah setelah matahari tergelincir hingga fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Berbeda dengan ibadah lainnya yang memerlukan bacaan atau gerakan tertentu, wukuf tidak memiliki rukun qauli (ucapan), melainkan bersifat pasif. Jamaah cukup berdiam diri, duduk, berdoa, dan berdzikir kepada Allah SWT, memohon segala kebutuhan mereka. Moqsith mengingatkan bahwa secara geografis, Arafah bukanlah bagian dari wilayah Makkah seperti Muzdalifah dan Mina, namun secara spiritual Arafah memiliki kedudukan yang sangat agung. Bahkan Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa di Arafah.”

Karena itu, Moqsith mengimbau seluruh jemaah untuk memanfaatkan waktu wukuf dengan sebaik mungkin, memperbanyak doa, dzikir, dan membaca Al-Qur’an, serta menjauhkan diri dari perilaku yang tidak baik selama berada di Arafah. Ia menyebut Arafah sebagai momen perjumpaan langsung antara hamba dengan Allah SWT, sehingga seyogianya jemaah benar-benar memaksimalkan kesempatan ini untuk berdoa, termasuk mendoakan orang lain. Demi menjaga kesehatan dan keselamatan, ia juga mengingatkan agar jemaah tetap berada di dalam tenda selama prosesi wukuf, kecuali untuk keperluan ke toilet, mengingat kondisi cuaca yang ekstrem. Terakhir, Moqsith menekankan pentingnya menjaga larangan ihram secara ketat selama wukuf di Arafah, agar seluruh rangkaian ibadah haji dapat terlaksana dengan sempurna sesuai tuntunan syariat.

Infomasi Haji & Umroh sesuai Sunnah Hub : 082112135575

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *